28 Maret 2009

Wish to... Found the Answer of These Questions

Puasa

?) Mengapa seorang wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan untuk berpuasa Ramadhan? Padahal puasa Ramadhan tidak menuntut seseorang yang menjalankannya untuk tetap dalam keadaan suci. Kalau menunaikan ibadah shalat, memang si yang menjalankan harus berada dalam keadaan suci. Tapi puasa Ramadhan kan tidak demikian. Atau mungkin adakah hubungan sinergisnya antara shalat dan berpuasa, yang menyatakan kalau kita tidak sedang shalat maka kita pun tidak boleh berpuasa. Seperti itukah? (Annisa Nuraini)

!) …

Qada dan Qadar

?) Misalnya; ada seorang Ibu hamil yang kekurangan nutrisi, sehingga membuat janin di dalam rahimnya pun berkembang dengan tidak sempurna. Jika kondisi janin (bayi) pada saat itu dikatakan nasibnya, berarti Sang Ibu pun turut berpengaruh terhadap nasib bayinya. Lalu mana yang pernyataan bahwa nasib berada di Tangan Allah-nya? Atau mungkinkah Allah menetapkan nasib Sang bayi melalui Sang Ibu? (Sanur)

!) …

BAGI ANDA YANG MENGETAHUI JAWABAN DARI SALAH SATU PERTANYAAN DI ATAS DAN INGIN SHARE DENGAN KAMI SEMUA, MOHON TULIS JAWABAN ANDA PADA COMMENT BOX! JAWABAN ANDA AKAN SAYA TAMPILKAN PADA ANSWER BOX. TERIMAKASIH…

Keep make a wish! - vip_48

30 Januari 2009

Wish to... Found the Answer of "Did God Made a Crime?"

(Dikutip dari sebuah kultum teman bernama Thorifah Yumna yang mungkin menyadur dari blog internet lain)


Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada di bumi ini?
Anda mungkin menjawab, “Ya iyalah! Yang berkuasa atas segala sesuatu kan hanya Tuhan.”
Jawaban Anda tepat sekali! Tapi kalau mendengar satu cerita ini, mungkin Anda bisa meralat jawaban Anda tadi.
Begini ceritanya:

Semua berawal dari keinginan seorang Profesor di sebuah universitas terkenal untuk menantang pengetahuan para mahasiswanya. Dengan lantang, ia bertanya pada mahasiswa yang ada di sana.
“Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada di alam semesta ini, termasuk bumi?”
Hening sesaat. Beberapa mahasiswa tampak berpikir keras. Beberapa dari mereka curiga pertanyaan tersebut adalah suatu jebakan untuk mereka dan beberapa diantaranya terlihat tengah berdiskusi. Namun tetap saja tak ada yang berani menjawab. Selang beberapa waktu, seorang mahasiswa dengan berani menjawab,
“Betul Pak, Dia-lah yang menciptakan semuanya.”
“Anda yakin?!”
“Yakin lah Pak!”, kata mahasiswa itu dengan bangganya.
Beberapa mahasiswa mengangguk-anggukkan kepala mereka dengan khidmat. Beberapanya lagi memuji kelugasan mahasiswa tersebut.
Kemudian Profesor itu menjawab,
“Ya, kau benar. Aku pikir juga begitu. Hanya saja, jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan juga-lah yang menciptakan kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita adalah menjelaskan siapa kita dan bagaimana kehidupan ini berlangsung di dunia, kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu juga adalah suatu kejahatan.”
Seluruh mahasiswa terperangah. Mahasiswa yang tadinya menjawab pertanyaan Profesor itu juga ikut terdiam. Ia tidak menemukan cara utnuk menjawab hipotesis Profesor tersebut. Sesaat kemudian, sang Profesor kembali menjelaskan hipotesisnya yang sangat panjang pada mahasiswanya yang masih dalam keadaan terperangah. Beliau merasa menang dan kemudian Profesor tersebut menyombongkan dirinya dengan mengatakan bahwa sekali lagi ia telah membuktikan bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan itu hanyalah sebuah ketololan belaka.
Namun saat sang Profesor tengah menjelaskan hipotesisnya, seorang Mahasiswa dari sudut ruangan mengangkat tangannya,
“Profesor, bolehkah saya bertanya sesuatu?”
“Oh ya, tentu saja”, jawab si Profesor.
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya,
“Profesor, apakah dingin itu ada?”
Wajah Profesor tersebut kontan memerah. Dengan jari telunjuknya yang panjang, beliau menuding mahasiswa itu dengan marahnya.
“Bodoh! Pertanyaan macam apa itu?! Tak ada sangkut pautnya sama sekali terhadap yang tengah kita bicarakan. Selain itu, tentu saja dingin itu ada. Apa kau tidak pernah sakit flu? Hebat sekali kau, bisa tahan dari penyakit flu. Haha…” ejek si Profesor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa dari sudut ruangan tersebut tetap berdiri dengan tenang menunggu sampai derai tawa tak terdengar lagi. Kemudian mahasiswa itu menjawab,
“Kenyataannya Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460 derajat Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.”
Mahasiswa lain mengernyitkan dahi. Dengan tidak peduli terhadap keadaan mahasiswa lainnya, mahasiswa dari sudut ruangan itu kembali melanjutkan,
“Dan juga Profesor, apakah gelap itu ada?”
Dengan tegasnya, Profesor itu menjawab,
“Tentu saja gelap itu ada.”
Mahasiswa itu kembali menjawab,
“Sekali lagi Anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Wajah sang Profesor kembali memerah.
“Beraninya kau…”
Mahasiswa dari sudut ruangan tadi memotong pembicaraan Profesor tersebut.
“Dan Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang, Profesor itu menjawab,
“Tentu saja ada. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di koran dan di kejadian sehari-hari, banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Sudah jelas tentunya, perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan!”
Terhadap pertanyaan itu, mahasiswa itu menjawab,
“Salah, Pak. Kejahatan itu juga tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan kasih Tuhan di hati manusia. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
Seluruh mahasiswa bersorak mendengarnya. Kontan, ruangan dipenuhi oleh suara tepuk tangan seluruh mahasiswa yang hadir. Seluruhnya bergerak menghampiri mahasiswa di sudut ruangan tersebut, namun sang Profesor terdiam sangat lama dan hanya berdiri mematung di tempatnya tadi berdiri.


So, what do we learn?
Seperti pada cerita tersebut, ada salah kaprah dan keyakinan yang kurang tepat di tengah masyarakat yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan semuanya. Memang benar, Tuhan menciptakan alam semesta ini. Namun kejahatan bukanlah ciptaan dari Tuhan. Dari awal diciptakannya nabi Adam sebagai makhluk pertama di alam semesta ini, telah terjadi kejahatan pula, yaitu Iblis yang tidak mau menurut pada nabi Adam karena merasa Iblis yang diciptakan dari api lebih kuat daripada nabi Adam yang diciptakan oleh tanah. Itu kejahatan pertama. Kejahatan yang ke-dua adalah ketika nabi Adam dibisiki oleh Iblis untuk memakan buah terlarang (Zaqum) sehingga nabi Adam dihukum oleh Allah turun ke dunia. Itulah kejahatan pada awalnya.
Yaa, setidaknya dari kisah tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa agama dan Tuhan itu bukanlah mitos. Tuhan benar-benar ada, dan Tuhan juga bukanlah suatu kejahatan seperti yang dikatakan oleh Profesor yang tidak percaya akan Tuhan tadi.
Sadar atau tidak, mau atau tidak, terkadang penolakan itu memang terjadi pada diri kita. Hanya saja, meskipun kita membuat penolakan yang biasanya diapresiasikan dengan mempertanyakan kelogisan Tuhan, sadar atau tidak, Tuhan tetap tidak boleh lepas dari hati kita.
Seperti pada cuplikan kisah di atas, Profesor itu tidak percaya akan adanya Tuhan. Ia memberikan sebuah hipotesis, yang kalau kita amati mungkin juga terdengar masuk akal oleh pemikiran penduduk zaman itu. Namun mahasiswa dari sudut ruangan tersebut berhasil mematahkan hipotesis dan keyakinan sang Profesor.

Dan tahukan Anda, mengapa saya memasang foto wajah seorang yang Anda kenal di atas? Karena, mahasiswa yang duduk di sudut ruangan itu adalah orang tersebut.

Keep make a wish! - vip_48